3. METODOLOGI
3.1. Bahan dan Alat
Bahan atau objek yang digunakan penelitian adalah buah jeruk keprok segar varietas Pontianak dengan tingkat mutu pasar domistik dan SNI.
Peralatan penelitian sebagaimana pada Gambar 1, dalam penelitian ini digunakan perangkat keras: Kamera CCD (Model: OC-305 D (Digital video camera), Input: DC 12 v/120 MA,Output: AL/1.0 VP-P/75 ohm,Manufacture technology Japan), Perangkat komputer (personal computer, Processor Intel PIII, RAM visipro 128 MB, VGA Card 8 MB AGP onboard), 4 buah lampu penerang (5 W / 220 V / 50 Hz), Timbangan dijital (METTLER PM-48000), Rheometer (model CR-300), Refraktometer digital (Atago model PR-201 (0-60%)). Perangkat lunak : program yang ditulis dalam Borland Delphi 7.0 dan Visual Basic 6.0. under Windows XP.
Gambar 1. Rangkaian perangkat keras untuk analisis pengolahan citra
3.2. Prosedur Penelitian
[1] Pengambilan Citra
Sebelum diambil citranya terlebih dahulu buah jeruk keprok tersebut dibersihkan, selanjutnya diambil citranya menggunakan kamera CCD dengan sistem pengolahan citra (image processing). Citra yang diambil berlatar belakang hitam dan,putih seperti terlihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Pengambilan citra 2 latar belakang buah jeruk keprok : (a) latar belakang putih (b) latar belakang hitam.
Buah jeruk keprok diletakkan di atas kain hitam dan putih sebagai latar belakang dan terfokus oleh kamera CCD dengan jarak 18.2 cm. Sedangkan lampu penerang yang ditutupi dengan kertas karton diletakkan pada ketinggian 35.5 cm di atas buah jeruk keprok dengan sudut pencahayaan 350 supaya dapat memberikan pencahayaan yang cukup.
[2] Perekaman Citra
Citra buah jeruk keprok direkam dengan ukuran : 400 x 300 piksel dengan tingkat intensitas cahaya RGB berukuran: 256.
Berikutnya citra buah jeruk keprok yang telah direkam, disimpan dalam file dengan extensi file TIFF berukuran 149 KB, untuk selanjutnya dikonversikan menjadi file berextensi BMP berukuran 351 KB.
[3] Olah Citra Tekstur
Dengan tekstur akan didapat informasi citra untuk memprediksi kondisi buah jeruk keprok dari sifat permukaannya. Sebelum dilakukan perhitungan nilai tekstur, objek terlebih dahulu dibuat grayscale dengan cara merata-ratakan nilai RGB, sebagaimana pada Gambar 3.
Gambar 3. Tampilan proses dalam pengolahan citra dengan grafiks intensitas RGB tiap piksel Original.
[4] Analisis Ambang Batas
Parameter utama dalam analisis ambang batas adalah standar deviasi dan rata-rata. Apabila dua parameter utama tidak menunjukkan nilai perbedaan setiap kelompok secara signifikan, maka metode ambang batas tidak bias digunakan untuk membedakan suatu kelompok tertentu, termasuk kelompok kelas mutu jeruk keprok.
[5] Model Jaringan Syaraf Tiruan
Model JST yang dibangun adalah model untuk penentuan mutu, sebagaimana pada Gambar 4. Model JST yang diterapkan merupakan multi layer yang terdiri-dari tiga lapis. Adapun komponen-komponen dalam ketiga lapisan pada model mutu tersebut adalah sebagai berikut: (1) Lapisan masukan, merupakan hasil dari pengolahan citra dijital pada buah jeruk keprok segar dengan 4 parameter tekstur, yaitu: featur kontras, featur homogenitas, featur energi, featur entropi dan kontras. (2) Lapisan tersembunyi, sebagai lapisan proses atau pembanding antara lapisan input dan lapisan output yang menghasilkan nilai pembobot diantara unit lapisan-lapisan tersebut. (3) Lapisan keluaran, terdiri-dari empat unit keluaran mutu, hubungan antara kombinasi keluaran dengan mutu ditunjukkan pada Tabel 1.
Gambar 4. Model JST: yang digunakan untuk menentukan kelompok mutu buah jeruk keprok.
Tabel 1. Hubungan kombinasi keluaran JST dengan mutu buah jeruk keprok.
Keluaran | O1 | O2 |
A | 0 | 0 |
B | 0 | 1 |
C | 1 | 0 |
Reject | 1 | 1 |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar